Saturday, July 4, 2009

Bulan Rejab - Nama dan Kelebihannya

Bulan Rejab - Nama dan Kelebihannya



Saturday, 04 July 2009 02:35
Sebenarnya terdapat beberapa bulan dan tempat yang mendapat tempat yang istimewa pada sisi Allah berbanding yang lainnya. Tetapii tingkatan sesetengah tempat dan masa adalah berdasarkan sumber-sumber yang sohih. Banyak hadith yang meriwayatkan tentang kelebihan bulan Rejab adalah lemah ataupun palsu dan semestinya kita hendaklah mengambil sumber yang sohih sebagai panduan dan asas kepada hujah-hujah kita dalam mengatakan tentang bulan Rejab.

Walaupun begitu, kita harus ingat bahawa terdapat beberapa peristiwa yang sangat penting berlaku semasa bulan Rejab iaitu malam Isra' dan Mikraj (menurut beberapa pendapat), peperangan Tabuk dan pembebasan Masjidil Aqsa daripada kaum salib di tangan Salahuddin Al-Ayyubi. kita seharusnya mengingati peristiwa-peristiwa ini kembali dan mempelajari resipi kejayaan daripada generasi lepas.

Syaikh 'Atiyyah Saqr, bekas pengerusi Majlis Fatwa Al-Azhar berkata;

Al-Hafidh Ibn `Ali ibn Muhammad ibn Hajar Al-`Asqalani, seorang tokoh ilmuwan Islam menulis satu kajian yang detail bertajuk “Tabyeen Al-`Ajab bima Warada fi Fadl Rajab.” Ibn Hajar mengatakan bahwa hampir semua hadith yang melaporkan tentang kedudukan bulan Rejab dan kelebihannya dengan berpuasa dan solat sunat adalah tergolong di dalam hadith-hadith yang lemah dan palsu.

Beliau juga berkata bulan Rejab memiliki 18 nama, yang mana yang terpopular adalah Al-Asamm (Bulan Pekak). Ianya kerana tiada bunyi-bunyian pedang yang di dengari sewaktu bulan ini yang juga tergolong di dalam bulan haram di mana peperangan tidak di benarkan. Ia juga di kenali sebagai bulan Al-Asabb (Bulan Pemberian) kerana di percayai bahwa kebaikan melimpah kepada orang ramai pada bulan ini. Ia juga di kenali sebagai “penyingkir besi”. Abu Raja’ Al-‘Utaridi berkata, “Kami dahulu sebelum Islam menyembah batu. Tetapi apabila kami menjumpai batu yang lebih baik, maka kami akan membuang batu yang pertama tadi dan mengambil yang baru. Jika kami tidak dapat mencari batu, kami akan mengumpulkan tanah dan kemudian membawa domba dan susu ke atasnya, dan melakukan tawaf di sekelilingnya. Apabila bulan Rejab datang, kami akan menghapus dan membuang besi-besi pada tombak dan anak-anak panah.” (Al-Bukhari)

Kelebihan dari Rajab adalah seperti kelebihan bulan suci yang lainnya.

“Sesungguhnya bilangan bulan-bulan di sisi (hukum) Allah ialah dua belas bulan, (yang telah ditetapkan) Dalam Kitab Allah semasa ia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan Yang dihormati. ketetapan Yang demikian itu ialah ugama Yang betul lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu Dalam bulan-bulan Yang dihormati itu (dengan melanggar laranganNya); dan perangilah kaum kafir musyrik seluruhnya sebagaimana mereka memerangi kamu seluruhnya; dan ketahuilah Sesungguhnya Allah beserta orang-orang Yang bertaqwa.”

(At-Tawbah 9: 36).

Nama-nama bulan suci ini telah disebutkan dalam sebuah hadits yang sohih Nabi saw. dalam haji wada. Menurut hadits ini, terdapat empat bulan suci, tiga berturut-turut-yaitu, Dhul-Qi `dah, Dhul-Hijjah, dan Muharram dan keempat adalah Rajab, yang datang antara Jumada Thani dan Sha` ban.

Menurut ayat di atas, maka sesungguhnya Allah swt, telah memerintahkan umat Islam untuk tidak menyalahkan diri sendiri (atau lainnya), khususnya di bulan suci ini. Jadi tidak ada di antara suku-suku yang berperang selama bulan ini, sehingga masyarakat akan menjamin bahwa jalan ke Rumah Suci akan aman. Hal ini ditunjukkan oleh Allah Maha Kuasa berkata dalam ayat lain:

“kemudian apabila habislah (masa) bulan-bulan Yang dihormati itu maka bunuhlah orang-orang musyrik itu di mana sahaja kamu menemuinya, dan tawanlah mereka, dan juga keponglah mereka, serta tunggulah mereka di tiap-tiap tempat mengintipnya. kemudian jika mereka bertaubat (dari kekufurannya) dan mendirikan sembahyang serta memberi zakat, maka biarkanlah mereka (jangan diganggu). Sesungguhnya Allah Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani.”

(At-Tawbah 9: 5).

Antara lain kata-kata orang pada bulan haram ini dalah untuk menghindarkan daripada membuat dosa atau membuat kesalahan kepada orang lain. Beberapa ulama memesan supaya untuk tidak melakukan kesalahan terutama dalam bulan suci dan jiak berbuat kelasahan seperti membunuh orang, wang tebusan yang perlu di bayar akan meningkat sepertiga jika tindakan ini dilakukan selama bulan suci. Tetapi untuk dicatat bahwa fatwa itu tidak berdasarkan bukti langsung dari Al Qur'an atau Sunnah.

Berpuasa sunat secara sukarela puasa di bulan suci, termasuk Rajab, sangat dianjurkan. Abu Dawud melaporkan daripada Mujibah Al-Bahilyyah bahwa Nabi saw. berkata kepada ayahnya atau bapa saudara,

"Berpuasalah untuk beberapa hari di bulan suci dan tinggalkan puasa pada hari lainnya.

Baginda saw. berkata ini tiga kali, dengan melipat dari tiga jari dan kemudian dia membukanya kembali. Nabi menggunakan tiga jari di sini adalah dimaksudkan untuk menegaskan rekomendasi dari beliau untuk berpuasa pada bulan ini, dan bukan untuk menunjukkan jumlah hari untuk mengamati puasa itu.

Oleh karena itu, melakukan perbuatan baik, termasuk puasa, di bulan Rajab pada umumnya merpuakan hal yang terpuji seperti hal tersebut di bulan suci yang lain. Menurut Ibnu Hajar, tidak ada hadits, apakah sohih atau hasan, yang melaporkan tentang kelebihan berpuasa di bulan Rejab.

Among the weak hadiths circulated about the special rewards entailed by fasting in Rajab is this:

“There is a river in Paradise called Rajab; its water is whiter than milk and sweeter than honey.” Di antara hadis lemah yang berligar di kalangan masyarakat tentang kelebihan khusus oleh puasa di Rajab adalah ini:

"Ada sebuah sungai di surga disebut Rajab; dengan air putih dari susu dan manis daripada madu. Dia yang berpuasa sehari dari pada bulan Rajab adalah seperti orang yang berpuasa keseluruhan bulan, dia yang berpuasa tujuh hari daripanya akan diberikan perlindungan terhadap tujuh pintu neraka, dia yang berpuasa selama lapan daripanya, lapan pintu surga akan dibuka baginya, dan orang yang berpuasa sepuluh hari daripanya, maka perbuatan buruk akan berubah menjadi orang baik. "

Ada lagi hadits yang panjang dilaporkan tentang hal ini, "Rajab adalah bulan Allah Maha Kuasa, Sha` ban adalah bulanku, dan Ramadhan adalah bulan ummatku. " Hadith ini adalah hadith palsu. Ia juga disebutkan dalam Al-Jami `Al-Kabir oleh As-Syuti hadits ini yang dilaporkan oleh Abu Al-Fat-h ibn Abu al-Fawaris dalam bukunya Amali sebagai hadits mursal (satu hadits yang langsung dikaitkan kepada Nabi tanpa menyebutkan para sahabat yang meriwayatkan).

Antara hadith palsu yang menyatakan kelebihan solat sunat di bulan Rejab adalah: "Barang siapa yang melakukan salat Maghrib di malam pertama Rajab, kemudian menawarkan dua puluh rakaat, dua-dua, membaca dalam setiap rakaat surah Al-Fatihah dan surah "Qul huwa Allahu Ahad," Allah swt. akan menjaga dia, keluarganya, kekayaannya, anak-anaknya, ia juga akan diberikan perlindungan terhadap hukuman dari azab kubur dan akan melalui jembatan di atas neraka seperti tanpa hisab atau terkena hukuman (di akhirat). "

Ibnu Hajar mendedikasikan dalam satu studi tentang perkara di atas, secara keseluruhan bab untuk melaporkan tentang hadis yang melarang berpuasa seluruh bulan Rajab. He then said, Dia kemudian berkata, "larangan ini berlaku untuk orang yang berpuasa kerana mengikuti tradisi era pra-Islam yang memuliakan bulan ini. Tetapi jika dia berpuasa di bulan ini kerana Allah untuk kepentingan sendiri tanpa menetapkan hari-hari tertentu atau malam-malam tertentu untuk solat malam, tidak ada apa-apa salah dalam hal ini. Larangan yang dimaksudkan di sini adalah sejajar dengan larangan sebagaimana dimaksud dalam hadits Nabi "Jangan mengkhususkan malam (sebelumnya) di antara Jumat malam untuk salat dan tidak memilih Jumat sebagai hari untuk berpuasa."

Adapun orang yang melihat puasa di bulan Rajab, percaya bahwa selama puasa itu lebih patut lebih dipuji daripada puasa di bulan lainnya, hal ini menimbulkan perselisihan di kalangan ulama, tetapi Ibnu Hajar berpendapat bahwa hal ini tidak dibolehkan.

Ibnu Hajar juga mengutip kata-kata Abu Bakr At-Tartushi-berkata dalam Al-Bida `wa al-Hawadith," Tidak disarankan untuk mematuhi puasa di bulan Rajab jika hal ini dilakukan dari salah satu dari tiga tujuan, salah satunya adalah untuk melakukannya dengan memparcayai bahwa puasa adalah wajib seperti puasa Ramadan, atau sebagai tindakan mengikuti Sunnah, atau bahwa puasa adalah lebih patut dihormati dan dihargai daripada puasa di bulan lainnya. Jika hal-hal di atas adalah benar, Nabi (peace and blessings be upon him) tentu sekali akan menjelaskannya. Menurut Ibnu Dihyah, puasa secara umum adalah perbuatan baik, tetapi tidak boleh diamati dan percaya tentang imbalannya pada bulan Rajab. Umar tidak akan merekomendasikan puasa di Rajab menurut kepercayaan ini."

Mengenai mengunjungi makam di lan Rajab, banyak orang, terutama perempuan, yang biasa untuk mengunjungi makam pada hari Jumaat pertama dari Rajab. Tidak ada dalam Shari `ah merekomendasikan bahwa perbuatan seperti itu, dan hal tersebut mendapat balasan yang lebih baik daripada mengunjungi makam pada hari biasa lainnya.

Umat Islam seharusnya mengingats peristiwa-peristiwa penting yang terjadi dalam sejarah Islam selama bulan ini, seperti malam perjalanan Isra’ dan Mikraj menurut sesetengah riwayat, peperangan Tabuk, dan kemerdekaan Masjid Al-Aqsa daripada kaum Salib di tangan Salah ad-Din Al-Ayubi (538 H.). Umat Islam harus mengambil pelajaran sejarah yang mulia ini, sehingga mereka dapat bersatu kembali dan berusaha untuk membebaskan Masjid Al-Aqsa semula daripada penjajah Yahudi Zionis yang zalim. (dakwah.info/sumber terjemahan-io)

No comments:

Post a Comment